Jumat, 01 April 2011

Finance, Leasing ... menolong atau menodong ... ? (pembodohan)


Bro.. Tetu tak asing bagi kita mendapat tawaran pembiayaan,pembiayan  kendaraan bermotor,, hanya dengan 300-700 rb 1 unit sepeda motor bisa kita bawa,,

Iming-iming leasing kendaraan bermotor yang begitu mudah, tak perlu persyaratan ketat masyarakat sudah dapat memiliki kendaraan yang mereka impikan. Dengan bahasa 1,9 s.d 2,5 persen sebulan bunganya, padahal sejatinya leasing menerapkan bunga di atas 25 persen pertahun. Jika harga motor Rp.15 juta, maka pembeli akan membayar dua kali lipat 4 tahun mendatang.

Dibalik semua kemudahan yang di tawarkan pihak2 tsb ,,sebenarnya mengandung dampak negatif yang tidak terelakkan ,, memang leasing in isebenarnya satu spesies dari sistem bunga ,,yang sebenernya merusak ..

dari salah satu sumber mengatakan pembiayaan sepeda motor saat ini sudah masuk dalam tahap pembodohan ... sudah dirasa perlu untuk merubah regulasi kebijakan dalam pembiayaan R2 yang demikian hiperbola ,, 

Salah satu efeknyata kemudahan leasing adalah kemacetan semakin menjadi jadi! Kenapa? Dengan gampangnya orang melakukan kredit motor, maka mereka yang baru bekerja dengan penghasilan minim dan secara mental belum siap bisa memiliki motor. Akibatnya sebagai biker pun mereka belum dewasa, hasilnya? Kemacetan dimana mana, orang yg hidupnya terbebani angsuran hingga kwalitas biker yang amburadul!. Makanya wajar kalo ada yang berpendapat  berpendapat bahwa … Lembaga Leasing dan Kredit adalah biangnya Iblis Pembodohan dan Pembunuhan Otomotif!

Itulah kenyataan yang terjadi sekarang ini, lha wong dengan uang beberapa ratus ribu saja dan persyaratan dokumen yang tidak terlalu njlimet sudah bisa meminang motor idaman, bahkan malam itu juga bisa sampai digarasi kita. Namun yang belinya pake duit cash malah dibikin susah, berbagai macam jurus alasan dikeluarkan entah itu tidak ada stok, dll. Jadi jangan heran kalau pertumbuhan motor di negeri ini sangat fenomenal dan sepertinya tiap hari jalan ini makin tidak muat semakin dilebarin semakin membeludak saja, belum lagi ditambah biker yang ugal – ugalan *jadi curcol*.

Disatu sisi inilah akibat dari DP yang sangat murah, konsumsi masyarakat terhadap sarana transportasi roda dua sangat tidak terkontrol ditambah dengan kurang siapnya moda transportasi publik kita. Jadi kalau bicara sarana apa yang paling efisien dan murah ya motor-lah jawabannya. Disisi pabrikan mereka hanya berpikir bagaimana supaya produk mereka laku keras dan tidak mangkrak di gudang, lihat saja promosi yang jor – jor-an diantara pabrikan besar di negeri ini.

Fenomena ini pun ditangkap oleh pemerintah kita sebagai penyebab kemacetan di Jakarta, sehingga muncul-lah peraturan – peraturan yang menurut kita tidak masuk diakal salah satunya dengan pembatasan sepeda motor di jalan – jalan protokol. Lha kok malah dilarang ya jelas bakal didemo habis – habisan to, orang transportasinya aja masih amburadul benahi dulu baru boleh larang sana sini. Jadi ini sebenarnya bisa jadi momentum pemerintahan kita untuk melakukan perubahan / pembenahan tentunya dengan kontrol para ATPM besar di negeri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar