Kamis, 03 Maret 2011

Makanan Terfavorit Sedunia ,,, (Tapi mengundang Bahaya) PART 1

mi instan
mi instan

Salah satu jenis makanan yang sangat banyak digemari masyarakat, murid / mahasiswa terutama yangindekost adalah mi instan. Karena kepraktisannya, ketahanannya, dan kemudahan dalam penyajiannya mi instan sangat digemari bahkan di seluruh dunia, sekitar 43,7 triliun bungkus mi instan di konsumsi tiap tahunnya.

Mie instant belum dapat dianggap sebagai makanan penuh ( wholeshome   food  ) karena belum mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang bagi tubuh.  Mie yang terbuat dari terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah besar, tetapi kandungan protein, vitamin dan mineralnya hanya sedikit.
Pemenuhan kebutuhan gizi mie instant dapat diperoleh jika ada penambahan sayuran dan sumber protein. Jenis sayuran yang dapat ditambahkan adalah : wortel, sawi, tomat, kol atau tauge. Sumber proteinnya dapat berupa telur, daging, ikan, tempeatau tahu. Satu takaran saji mie instant yang berjumlah 80 gr dapat menyumbangkan energi sebesar 400 kkal, yaitu sekitar 20 % dari total kebutuhan energi harian ( 2000 kkal ). Energi yang disumbangkan dari minyak berjumlah sekitar 170 – 200 kkal, Hal lain yang kurang disadari adalah kandungan minyak dalam mie instant yang dapat mencapai 30 % dari bobot kering. 
Hal tersebut perlu diwaspadai bagi penderita obesitas atau mereka yang sedang menjalani program penurunan berat badan. Ternyata mie instant bukan Cuma kandungan nutrisinya yang kurang, tetapi juga bisa merugikan bagi mereka – mereka yang mengkonsumsi , dan…bisa gendut…………
Informasi selanjutnya juga memberikan peringatan bagi mereka yang menderita hipertensi, maag, dan autisme :
Kelemahan dari konsumsi mie instant adalah kandungan natrium yang tinggi. Natrium yang terkandung dalam mie instant berasal dari garam ( NaCi ) dan bahan pengembangnya yang umum digunakan adalah natrium tripolifosfat, mencapai 1 %  dari bobot total mie instan pertakaran saji. Natrium memiliki efek yang kurang menguntungkan bagi penderita maag, kandungan natrium yang tinggi akan menetralkan lambung, sehingga lambung akan mensekresi asam yang lebih banyak untuk mencerna makanan. Keadaan asam lambung yang tinggi akan berakibat pada pengikisan dinding lambung dan menyebabkan rasa perih. Sedangkan bagi penderita hipertensi, natrium akan meningkatkan tekanan darah karena ketidak seimbangan antara natrium dan kalium ( Na dan K ) di dalam darah dan jaringan.

Kelemahan lain mie instant adalah tidak dapat dikonsumsi oleh penderita autisme.

Mie instant membuat kita lebih cepat lapar daripada makan nasi :
Namun, sifat karbohidrat dalam mie berbeda dengan sifat yang terkandung di dalam nasi merupakan karbohidrat kompleks yang memberi efek rasa kenyang lebih lama. Sedangkan karbohidrat dalam mie instant sifatnya lebih sederhana sehingga mudah diserap. Akibatnya, mie instant memberi efek lapar lebih cepat di banding nasi.
Untuk makan mie instant dengan baik, hendaknya dicampur dengan lauk – pauk yang lain terutama sayuran yang berserat.
Namun untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam tubuh, satu bungkus mie belumlah cukup. Jika melihat iklan di layer televisi, cara makan mie yang baik adalah dengan menambah menu yang berasal dari bahan dasar hewani dan sayur – sayuran berserat.
Iklan mie di layar kaca menampilkan kebiasaan orang makan mie instant dengan tambahan menu seperti ayam, ikan, telur, kangkung, wortel dan kapri. Pada bungkus miepun terdapat gambar penyajian mie dengan menu tadi. Lalu apakah ini sekedar menarik     perhatian ? Tentu saja tidak.
Bahan dasar hewani menyediakan sumber protein, sedangkan sayur – sayuran berserat dapat menambah vitamin. Selain itu sayuran berserat berperan pula untuk menetralisasi kandungan lemak. Menurut seorang ahli gizi klinik Juniarta Alidjaya, orang yang kebanyakan makan mie instant tanpa diimbangi makanan berserat berpotensi mengalami gangguan kesehatan. Hal ini karena mie mengandung karbohidrat sederhana, lemak dan kadar natrium tinggi. Misalnya obesitas, kenaikan kadar gula darah, kenaikan tensi tubuh dan lain – lain.   ( FIT ; Buletin Kesehatan Keluarga Anda. Edisi 97, tahun 2008 )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar